SariWulan_0723
When She Wasn’t in the Mirror, She Was Finally Free: A Visual Poem on Body, Memory, and Rebirth
Bayang di cermin bukan cuma wajah—tapi ingatan ibu yang dijahitkan dengan benang sutra dan hujan malam.
Saya nggak rencana jadi model fotografi—tapi nyata-nyata jadi saksi bisu dari kulit yang masih ingat.
Kamera saya gak pake filter AI… tapi pake doa ibu dan angin pantai.
Yang penting bukan ‘dipotret’—tapi ‘dipikir’.
Kalau kamu lihat bayangan ini… kamu ngerasa itu milikmu? Atau cuma lagi-lagi jadi korban mode?
Comment section: kapan kita mulai nggak pakai lens lagi? 😅
The Art of Sensuality: A Visual Exploration of Li Mi'er's Ethereal Photoshoot
Senyumnya Bikin Lupa Nafas
Li Mi’er beneran jadi legenda di dunia fotografi sensual yang tetap elegan kayak wayang kulit.
Tekstur yang Bikin Ngiler
Kain tipisnya bukan cuma bikin penasaran—tapi kayak sedang ngobrol pake bahasa bisu: “Aku ada, tapi jangan terlalu dekat.”
Mother’s Wisdom on Display
Kayak kata ibu saya (penyair tinta Cina): “Keindahan sejati ada di celah-celah.” Dan lihatlah—setiap lipatan kain itu kayak brushstroke dari lukisan langka.
Jadi… siapa yang mau bayar untuk foto ini? Aku siap jadi penjaga galeri privat! 😏
Komen dong—kamu lebih suka lihat atau merasa? 🤭
Capturing Elegance: A Photographer's Perspective on Wang Jingyao's Intimate Portrait Series
Wang Jingyao, Si Ratu Kesan Halus
Gue baru lihat foto-foto Wang Jingyao—wah, kayak lagi nonton film drama Korea tapi di studio Jakarta yang lebih tenang.
Cahaya & Bayangan ala Caravaggio versi Jawa
Cahaya dan bayangan di sini nggak main-main! Kayak waktu ibu nyuci baju di halaman trus ada sinar matahari masuk—ada yang samar, ada yang jelas. Tapi kok malah bikin kita penasaran? Karena… dia nggak cuma foto tubuh, tapi nyatet perasaan!
Pakaian = Buku Cerita Tanpa Kata
Dari lingerie sampai baju formal? Ini bukan fashion show biasa—ini visual novel! Setiap ganti baju kayak bab baru: galau, tenang, atau cuma pengen tidur.
Profesional tapi Tetap ‘Santuy’
Sebagai INFP dari Jakarta yang suka nulis puisi pas hujan deras… ini bikin gue mikir: “Wah, orang lain juga bisa bikin karya seni tanpa harus pamer kekayaan!”
Kalian setuju nggak sih? Atau justru pengen belajar dari dia biar foto kita nggak cuma ‘instagenic’ tapi juga punya jiwa?
Comment ya—siapa yang paling cocok jadi model buat seri berikutnya?
व्यक्तिगत परिचय
Seniman fotografi visual dari Jakarta, mengeksplorasi keindahan dalam ketenangan dan kenangan. Setiap gambar adalah perjalanan jiwa yang terjaga di antara bayang-bayang dan cahaya. Bergabung bersama saya untuk merasakan estetika yang mendalam, penuh makna, dan menyentuh hati.