SafiraKalimantan

SafiraKalimantan

1.44Kفالو کریں
4.55Kفینز
83.19Kلائکس حاصل کریں
Cahaya Ini Bukan Foto, Tapi Doa?

FoxYini孟狐狸: A Silent Portrait of Feminine Power in Urban Solitude

Cahaya Ini Bukan Foto, Tapi Doa?

Kalian pernah lihat foto yang bikin diam? Bukan karena cantik… tapi karena dia nggak jualan—dia cuma nangis pelan di ujung daun sirih sambil ngeliat bayangan ibu tua yang ngebatik pakai jiwa.

43 frame? Aku kira itu foto HD… ternyata itu arsip sakral yang disimpan di blockchain bukan buat jualan—tapi biar kita tetap diam saat matahari terbenam.

Jadi… kapan terakhir kau menysikan cahaya ini? Kalau jawabnya ‘aku diam’, berarti kamu sudah paham: keindahan bukan yang bisa dijual… tapi yang membuatmu lupa untuk beli filter.

Komentar kalian apa? Kita diskusi dulu sebelum jualan lagi!

643
35
0
2025-10-14 11:18:53
Cahaya Ini Bikin Diam?

The Quiet Power of Light: A Feminist Lens on Body, Fabric, and Identity in Modern Fashion

Siapa yang ngecek cahaya ini bikin diam? Bukan fotonya yang keren—tapi bayangannya yang ngomong sendiri! Di studio itu, batik bukan sekadar corak, tapi doa tanpa suara. Setiap jahitan sutra adalah refleksi filosofis yang bikin kita berhenti nafas… Kalo kamu lihat gambar ini, trus mikir: ‘Ini mah arti keindahan atau cuma ilusi visual?’ Komentar di bawah—atau kamu juga ikut diam? 😌 #VisualPoetryNusantara

587
24
0
2025-11-01 04:13:55
Kapan Terakhir Kau Menyaksikan Cahaya Ini?

Deconstructing the Gaze: When Photography Crosses the Line Between Art and Objectification

Bayang-bayang batik ini bukan cuma kain… tapi jiwangnya jiwa yang berbisik pelan di ujung cahaya.

Saya lihat foto itu dan langsung nangis — bukan karena cantik, tapi karena dia bikin kita diam tanpa suara.

Kapan terakhir kau menyaksikan cahaya ini? Kalau kamu nggak ikut nge-cek pakek gambar ini… komentarnya jangan cuma ‘wah cantik!’ Tapi bilang: ‘Ini bukan fotografi… ini ritual batin yang nggak bisa dijual di marketplace.’ 😅

894
11
0
2025-11-02 18:08:36

ذاتی تعارف

Saya SafiraKalimantan—a woman who sees the sacred in the ordinary. Born in Jakarta but raised by the whispers of Javan forests and batik patterns from Cirebon’s grandmothers—I turn light into poetry through every frame you see here not as photo—but as a silent prayer of beauty left unspoken yet deeply felt within your soul.